Metabolisme merupakan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan untuk hidup.
Berbagai macam molekul, seperti molekul makanan maupun gas oksigen dan
karbondioksida senantiasa keluar-masuk sel dalam proses tersebut. Setiap
molekul memiliki sifat yang khas, begitu pula membran sel. Transport
membran selain merupakan sebuah proses gerakan, ternyata sangat
dipengaruhi oleh interaksi antara membran sel dengan molekul-molekul
yang ditranspor. Hal itu bisa dilihat pada “keragaman jalur” berbagai
molekul untuk melewati membran sel.
A. Pengertian Mekanisme Transpor pada Membran
Mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya molekul
melewati membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen,
dan karbondioksida senantiasa harus melewati membran sel untuk
keluar-masuk sel dalam proses metabolisme.
Membran Sel |
Membran sel terbentuk dari struktur fosfolipid bilayer. Bagian luar bersifat hidrofilik, sementara bagian dalam bersifat hidrofobik. Sifat kimia membran sel tersebut, berpengaruh terhadap molekul-molekul yang bergerak melewatinya. Untuk lebih mendalaminya, berikut ini disajikan berbagai macam jenis-jenis mekanisme membran sel dan perbandingannya.
B. Jenis-jenis Mekanisme Transpor pada Membran
1. Transpor Membran Pasif
1.1 Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat
dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan
disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi
yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi
jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam
dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:- Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
- Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
- Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
- Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
- Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
2.1 Osmosis
Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air
berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam
sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan
konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang
mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang
tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai
kedua larutan seimbang.
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul
air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya
sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada
larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak
terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang
melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air
adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.
Osmosis |
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk
sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak
pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel
akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut,
seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan
selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada
larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air,
sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi
(pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan
hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi
kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan
dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan
keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
1.3 Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi adalah adalah difusi yang dibantu protein pembawa atau dengan saluran protein.
Difusi Terfasilitasi |
Molekul-molekul yang melewati membran sel
dengan difusi terfasilitasi adalah molekul-molekul berukuran besar
seperti glukosa maupun molekul-molekul kecil seperti air yang memiliki
protein membran khusus sebagai media transpor.
Mekanisme transpor pada membran secara
aktif terjadi karena molekul tidak bisa dilewatkan secara langsung
melewati fosfolipid bilayer atau karena jumlah molekul di luar sel yang
lebih sedikit. Molekul yang mengalami kesulitan untuk melewati membran
sel umumnya terjadi karena interaksi antara membran sel yang memiliki
ekor bagian dalam yang bersifat hidrofobik non polar dengan molekul yang
bersifat hidrofilik dan atau polar. Selain itu, ukuran molekul yang
besar juga merupakan faktor penghambat untuk melewati membran sel.
2.1 Pompa ATP
Mekanisme pompa ATP terjadi akibat
perubahan pada protein membran yang mengalami perubahan bentuk sehingga
memungkinkan molekul bisa melewatinya untuk keluar atau masuk sel.
Perubahan konformasi itu sendiri terjadi dengan penggunaan ATP.
Pompa ATP |
2.2 Kotranspor
Kotranspor adalah transpor zat yang
mengaktifkan transpor zat lain melewati membran plasma. Kotransport
dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan antiport. Disebut simport
apabila kedua jenis zat memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut
antiport apabila arah pergerakannya berlawanan. Contoh mekanisme kotranspor, berupa pompa potasium dan sodium.
2.3 Endositosis dan Eksositosis
Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam
sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma.
Endositosis dibagi menjadi 2, yaitu pinositosis (pemasukan zat cair) dan
fagositosis (pemasukan zat cair). Sedangkan eksositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke luar sel dengan membentuk vesikula baru.
Endositosis dan Eksositosis |
- DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A & Reece, J.B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta
: Erlangga.
http://biologisimple.blogspot.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-sel.html
http://www.biologi-sel.com/2013/06/struktur-dan-fungsi-kloroplas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria
Pelczar, M.J & Chan, E.C.S. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI
PRESS.
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistemik Volume 1. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar